Tuesday, August 23, 2011

Yang telah pergi akan datang kembali…. #5

Cerita sebelumnya:

Danisa curhat tentang Bimo padaku. Entah kenapa curhatan Danisa membuatku ikut berpikir dan menyurutkan semangatku.

_________________________

“Bim,ak pgn ktm mlm ini.bs?Jm7 d rmhku.Kamu msh inget kn?”. Kira2 begitu bunyi sms yg ku kirim pada Bimo ketika otakku mulai bekerja kembali. Aku harus tau alasannya karna Danisa sudah mengajakku ‘masuk’ ke dalamnya.

“Bs.ak msh inget ko.kl rmh km blm pinda si.ak pst ksitu”. Oh Tuhan, jgn bilang apa yg dkatakan Danisa bnar. OK,,, positive thinking. Mungkin Bimo memang kosong mlm ini & dia bnr2 bs datang k rmh. Bukanny mem-bs2-kn utk datang.

“Kamu gila ya, Bim?”, seruku langsung pd permasalahan tanpa berbasa basi.

“Emang dr dulu aku gila”

“Ya ampun, Bim. Serius dikit napa”

“OK, OK. Gila? Masalah apa dulu nih”. Aku menarik nafas panjang sbelum akirnya memulai penjelasanku.

“Gini. Tadi siang pas ke kantor, Danisa curhat sama aku. Dia curhat masalah kamu”. Ak menunggu reaksi Bimo. Sialan, dia tidak bereaksi apa-apa slain tetap serius mendengarkanku.

“Dia curhat karena akir-akir ini kamu lebih sering terlihat diam. Kayak ada yg lagi kamu pikirin. & nggak tau kenapa dia jadi menghubung-hubungkan diam kamu itu sama mantan kamu. Menurut dia ada masalah yg blm selesai antara kamu sama mantan kamu”. Ak diam lagi. Oh, Tuhan, makhluk macam apa Bimo. Reaksinya tetap sama.

“OK, kamu tetap nggak mau ngomong. Sekarang ak tanya, apa kamu gak perna bilang tentang masa lalu kamu? Maksudku tentang mantan-mantan kamu?”

“Nggak. Maksudku gak detil-detil banget”

“OK, terserah ya kamu lagi punya masalah apa & apa alesan kamu gak perna ngomong tentang masa lalu kamu ke Danisa. Tapi yg pasti, itu penting buat Danisa”. Ak menekankan suaraku pd kata ‘penting’.

“Bim, aku kasih tau ya, klo emang kamu niat sama rencana pernikahan kamu, kamu harus crita dgn jujur siapa kamu & gimana crita-crita kamu sebelum kamu sama Danisa. & kamu juga akan bikin Danisa tenang dengan meyakinkan bahwa memang pernikahanlah yg kamu inginkan. Tapi kalo kamu belum siap, kamu mesti ngomong sama Danisa”. Entah kenapa emosiku jadi naik. Agar ak tidak semakin berteriak, segera ak diam & mengatur nafasku.

“Dev, maksud kamu apa sih? Kenapa kamu repot-repot ngurusin Danisa?”

“Bim, ak gak akan kayak gini kalo Danisa nggak cerita sama ak. & aku gak akan kayak gini kalo ak gak kenal kamu”. Kemudian kami terdiam, cukup lama.

“Dev, kamu nggak tau apa-apa”

“Makanya jelasin sama ak”, selaku cepat.

“Ak emang pacaran sama Danisa. & ak juga mau nikah sama dia. Ak serius soal itu. Ak gak pernah berniat menjadikan Danisa sebagai pelarian ataupun mainan. Tapi jujur, ak masi sayang kamu & tetep akan sayang kamu. Kamu, yg terakir buat ak. Gak akan pernah ada yg sperti kamu lagi dalam hidupku”. Bimo menghentikan kalimatnya. Sedang ak menatap dengan heran & terkejut ubin-ubin lantai yg kupijak. Seakan ak baru mlihatnya pertama kali ini.

“Apa itu nggak jahat buat Danisa?”, kataku kemudian sambil menatap wajah Bimo.

“Mungkin iya & sepertinya ak egois. Tapi setiap orang punya crita masa lalu & itulah masa laluku”

“Maap”, kataku.

“Untuk apa? Jangan pernah menyalahkn dirimu sendiri. Itu udh pilihanmu & ini pilihanku”

Itu sudah pilihanmu & ini pilihanku. Ak menerima tawaran Bosku utk mengikuti pelatihan selama 3bln di negeri impianku sejak dulu, Belanda. Itu artinya ak tidak bisa datang ke acara pernikahan Danisa & Bimo.

Sulit, buat ak, Danisa & Bimo. Nggak adil. Tapi adakah yg adil? Keadilan hanya Tuhan yg menentukan. & ak yakin ini keadilan bagi Tuhan.

“You have 25 message(s)”. Oups,,, banyak bgt. Ternyata banyak yg merindukanku, batinku sambil membuka satu persatu e-mail yg masuk. Ah, sebentar saja berada di tempat yg jauh dr orang-orang yg menyayangiku membuatku merindukan mereka.

“Ibeth, Dika, Vero, Cika, Danisa,,, Oups, Danisa? Sudah 5 hari tidak mendengar kabarny”

To : black_pearl@yahoo.com

From : sa_imut@yahoo.com

Subject : ak uda tau, dev,,,

Dev, knp kamu k Blanda g bilang2. kamu jahat, bilangny mau dateng k pernikahanku. Tp ternyata kamu pergi k negriny bule2. pasti kamu g mau ak mnt oleh2 y,,, hehehe,,,

Dev, mks y bwt saran kamu. Ak uda tny Bimo & Bimo jg uda ngjelasin k ak. Kamu bener, Dev, yg lalu biarlah berlalu. Skarang ak tenang bwt persiapan nikah. Ak jg jd tau siapa pendahuluku hehehe,,,

Dev, thx bgt. Ak berdo’a smoga kamu dpt cowok yg terbaik bwt kamu krn kamu emang baik. Dev, tp dr smuany, kamu masi mau khan berteman sm ak? Ak harap gitu.

Oy, sbg hukumanny karena km g datang d acara pernikahanku, kamu hrs ngado ak kincir angin asli dr Belanda bwt ak pajang d taman rumahku ntar. Gmn? Adil kn? Hahaha,,,

Ywdh, kamu met kerja y d sana. Yg serius. Smp ktemu d negri qt tercinta, Indonesia Raya. Dah,,,, Deva,,,,, muah,,,, lup u,,,,

Ak tersenyum. Lega rasanya. Ak segera me-reply imel Danisa itu.

To : sa_imut@yahoo.com

From : black_pearl@yahoo.com

Subject : pengantin baru,,, hehehe,,,,

Maap,,, bukanny g mau datang tp Blanda lebih menggoda si hehehe,,, Maap, Nis, tuntutan profesi hehehe,,,, ak do’ain deh, smoga acarany sukses, yg diundang datang smua biar rame, trs bwt yg nikah smoga pernikahanny langgeng smp Tuhan pgn ktemu pasangan itu, kluargany bahagia, punya ank sesuai keinginan hehehe,,,, pokokny wish u all d best, amiin,,, trs soal hadiah, tnang aja, udh ak siapin kok tp awas klo smp g dirawat hehehe,,,,

Nis, ak mnt maap jg. Bwt apa aja. Tnang aja, Nis, g ada masala yg harus diselesein antara Bimo sm mantanny. Smuany uda putih, sputih gaun yg kamu pesen hehehe,,, percaya sm ak. Ak bahagia bwt kamu,,, & qt ttp tmnan. Berpelukan,,, hehehe,,,,

Eh, ngomong2 gmn tanggepan org2 sm undangnny. Pasti yg mo nikah2 itu jd pgn pesen jg hehehe,,,, jiwa bisnis si. G bs ilang.

Ywdh, kamu baik2 y. Dah,,, Danisa,,, lup u 2,,, muah,,,,

Kembali ak baca e-mail yg masuk sambil mendengarkan lagu-lagu favoritku. Bimo? Apa yg pengen dia kabarkan ke ak?, batinku ketika membaca namanya diantara e-mail yg masuk. Akirnya ak buka juga imelnya.

To : black_pearl@yahoo.com

From : imolicious@yahoo.com

Subject : woiooo,,,

Dev, ak tau dr resepsionis kamu katany kamu k Blanda y. Slamat y,,, itu kn negri impian kamu. Dlm rangka apa, Dev? Stauku monyet sana g sbaik monyet sini deh hehehe,,,

Dev, thx bwt smuany. Kamu bener. Ak uda ngomong smuany sm Danisa. Alhamdulillah dia bs trima.

Dev, kamu boleh bilang ak cowok jahat, egois, pembohong, sok playboy, gak adil & lain sbagainy, tp 1hal, Dev, ak akn slalu sayang kamu. Ak pgn kamu dpt yg terbaik dlm hidup kamu. Ak pgn kamu bahagia.

Dev, ak do’ain smoga kamu bs percaya lagi sm cowok. Coba buka dirimu, Dev maka kamu akn bnr2 nikmatin hidup kamu.

Dev, ak mnt maap utk apa aja salahku sm kamu. Oy, spertiny kamu emang makin bijaksana, bukan dewasa kayak pengenmu.

Ywdh, kamu ati2 d Blanda. C U,,,

Bim, maap kalau ak menjadikan semuanya terasa sulit. Tapi tanpa ak membuka diri & percaya pd cowok manapun, ak tetap mampu menikmati hidupku. Karena kamu adalah yg trakir untukku. Kenangan tentangmu selalu menemaniku & itulah yg membahagiakanku.

To : imolicious@yahoo.com

From : black_pearl@yahoo.com

Subject : congrats y,,,,,

Woi,,, bapak,,, Slamat menempuh hidup baru y,,, smoga langgeng smp napas trakir. Smua do’a uda ak sebutin tuh k Danisa. Yws, bwt kamu wish u all d best. Smoga bs jd suami + ayah + pria yg baik hehehe,,, Amiin. Inget y, ankny jgn dikasi nama ‘Anggara’ d blakangny hehehe,,,

Bim, masi inget kn kalimatmu ‘Itu pilihanmu & ini pilihanku’? & ak udh milih kok. Smoga pilihanku ini adl yg terbaik bwt ak. Amiin-in y,,, hehehe,,,

Bim, kamu yg baik2 y sm Danisa. Jagain dia. Jgn perna berniat utk nyakitin dia. Karna walo cmn niat aja kamu bakal dpt balesanny, apalagi dilakuin hehehe,,,

Btw, emang si d sini g ada monyet, tp d sini byk sapi, boy,,, hehehe,,, kan sjenis tuh,,,

Ywdhlh, met hepi2 y,,, ak ikut bahagia klo kamu ktawa. Jgn lupa awali tiap hari dgn senyuman. Salam bwt tante, oom, sm Krisna. Dah,,, Bim,,,

Sayu hal yg terakhir, love you, Bim. Tapi satu kalimat ini tak terkirim. Oh, salah, memang tak ku kirim. & tak akan pernah ku kirim. Biarlah mereka bahagia tanpa ada satu kalimat indah yg mungkin takkan menjadikan segalany indah.

Terus saja ak membaca e-mail satu per satu & mencoba membalasnya. Terus saja lagu terdengar dr laptopku. & terus saja waktu berputar meninggalkan yg telah lalu. Tersenyum, sampul terindah untuk hati yg mulai sesak.

Aku serak di saat semua menghilang

Betapa lama dirimu ku lupakan

Jiwa tak bisa lagi kurasakan

Apa diriku yang menyesal

Sudah kau tinggalkan

Menangis karna kau tlah pergi

Terluka karna kau telah menjauh

Aku minta dengan sepenuh hati

Dengarkanlah aku memanggilmu

Ingin kau kembali

…..

Sunday, August 21, 2011

aku benci teriakan,,,

bukankah ini hari yang tenang, tadinya,,,

lalu darimana datangnya teriakan-teriakan itu,,,
dari mu ya?!?
kata orang segala sesuatu datangnya dari mu,,,

kenapa?!?
supaya aku memohon kepadamu?!?
ah,, iya,, aku sudah lama tak menyapamu,,
beberapa hari ini saja aku datang,,
itupun karena sedang musimnya,,,

baiklah,,
yang aku percaya,
bukan kau yang menghendaki,,,
kau hanya membuat pilihan-pilihan,,,

berarti itu semua karena kami?!?
mungkin,,,
aku kan hanya bisa mengira-ngira,,,
kau yang membuat soal, jadi kau yang tahu jawabannya,,

tapi,,
aku juga berterima kasih,,
meski dengan sedikit kesal,,
ingat itu,,

karena hari yang tak tenang ini,
ada sedikit ketenangan menyerbak,,
semoga semakin memenuhi kami,,

tapi,,
tolong diingat,,
aku tidak suka teriakan,,
dan aku tidak pernah memesannya,,
jadi tolong jangan beri aku yang seperti itu,,,

bukankah ini hari yang tenang, akhirnya,,,

Thursday, August 18, 2011

Yang telah pergi akan datang kembali…. #4

cerita sebelumnya:

Akhirnya Bimo meminta maaf lewat sms atas apa yang terjadi tadi siang. Tak cukup itu, dia langsung menelponku begitu aku membalas pesannya.

Bimo,,, Bimo,,, tetep dengan ke-gak penting-annya. Tapi ak suka. Oups,,, ak bilang apa? Suka? Hehehe,,, sepertinya memang begitu.

_______________________


Setelah hari itu, Bimo jadi sering meng-sms atau menelponku. Makan siang pun jadi lebih indah karena ak selalu bersama Bimo dengan segala critanya. Tapia 1 hal yang aneh. Bimo tidak pernah mau membahas terlalu lama & jauh bila ak bertanya tentang Danisa. Ok, ak maklum. Mungkin privacy menurutnya. Hingga suatu siang pertanyaan Bimo membuatku bingung untuk menjawab.

“Dev, boleh tau gak? kenapa sampe sekarang kamu belum punya pacar. Maksudku kamu kan gak jelek-jelek amat, pinter, karir kamu bagus, pastinya kan banyak tu cowok yang pengen jadi pacar kamu?”

“Oya? Emang ak segitu menariknya ya sampe pastinya banyak cowok yang pengen jadi pacarku? Emang itu patokan? Nah, kalo ak bilang nggak gimana? Kalo ak bilang gak ada cowok yang tertarik sama ak? Gimana?”

“Hahaha,,, kamu bercanda kan?”. Ak diam.

“Oups,,, sori”, Bimo minta maap.

“Hem,,, gak papa”

“Bim, sejak ak putus sama kamu, ak balik kayak dulu lagi. Ak gak bisa lagi percaya sama orang. Ak gak punya orang terdekat yang bisa ak ajak sharing masalah apapun. Ak selalu negative thinking ke orang. Gitu juga ke cowok. Ak gak pernah berniat untuk percaya sama cowok manapun. Jadi sampe’ sekarang ak tetep sendiri”. Bimo diam.

“Eh, tapi sendiri itu enak lho. Bisa pergi kemana-mana, bisa ngapain aja sesuka hati, bisa ngecengin cowok dimana-mana hahaha,,,,”, kataku kemudian tertawa. Bimo ikut tertawa walau sepertinya terpaksa.

“Eiya, Bim, besok harusnya kamu sama Danisa ke kantorku kan?”, ak mengalihkan topik pembicaraan.

“Iya, tapi mungkin cuman Danisa yang datang. Ak gak bisa”

“O,,, gitu,,,”

Senin, 27juni11, 21.50.

Ary,,, capek.

Untung aja desain kartu Danisa udah selesai. Jadi besok siap ak presentasikan.

Oya, Ry. Tadi Bimo sempet nanya knapa ak belum punya pacar. Trus ak jawab aja karna ak blum bisa lagi percaya sama orang. Padahal, Ry, kamu tau kan alesannya apa.

Yup, Bimo yang terakhir. Ak udah gak bisa & gak berniat punya cowok lagi. Terserah kalo akirny Bimo nikah sama sapa. Itu hak & kputusan dia. Ak gak akan mnuntut dia menjadikan ak yang terakhir.

Ry,,,

22.12

Dua ini hari terjaga dari mimpi

Kau mulai memanggil kelam dalam diamku

Semakin ku tenggelam merasa kau berakhir

Dan smakin ku ingin kembali bersamamu

Perlahan tapi pasti ku mulai melayang

…..

Lagu Utopia itu terus mengalun dari komputerku diikuti dengan lagu-lagu yang lain. Hari ini Danisa datang setelah makan siang. Dan hari ini pun ak tak ada janji untuk makan siang dengan Bimo.

14.05

Tok… tok… tok…

“Eh, Danisa. Masuk. Udah ak tungguin dari tadi”, ak mempersilahkan Danisa duduk di kursi tamu.

“Sendirian aja?”, tanyaku basa basi.

“Iya, Bimo-nya sibuk di kantor”

“Oh gitu. Eh, ini desainnya. Moga-moga suka. Ak bikin 3 alternatif sekaligus. Biar ada pilihan. Gimana?”

“Em,,, kayaknya ini cocok deh, Dev. Warnanya juga pas sama gaun yang ak pesen. Eh, ak jadi pesen gaun di sini lho”

“Oya? Udah ak duga. Soalnya gaun-gaun di sini emang bagus-bagus sih”. Ak tertawa.

“Terus jadinya dicetak berapa? 200? 300?”

“Banyak banget. Ya nggak lah. Kira-kira 450. Hahaha,,,”. Kami berdua tertawa.

“Yah,,, kira-kira 350 orang yang bakal ak undang. Termasuk kamu. Kamu harus dateng lho”

“Ak usahain deh. Emang jadinya kapan?”

“Dealnya sih tanggal 6 Agustus. Eya, nih ak tulis”. Kemudian Danisa menuliskan nama lengkapnya, Bimo, kedua orang tua mereka, tanggal, waktu dan tempat pernikahan berlangsung.

Setelah semua selesai tiba-tiba Danisa memintaku memberikan pendapat tentang permasalahannya.

“Dev, ak pengen curhat nih. Soal Bimo”

“Emang kenapa Bimo?”, tanyaku ingin tahu.

“Jadi gini, sebenernya yang suka duluan itu ak. Kira-kira 2 tahun lalu ak dikenalin temen ak yang sekantor sama Bimo. Dari pertama kali liat Bimo ak udah ngrasa ada feel sama dia. Bimo itu orangnya jaga jarak banget sama cewek. Makanya ak jadi semakin pengen tau, Bimo itu orangnya kayak gimana. Ak penasaran. Ak cari tau kemana-mana. Tapi sampe sekarang ak belum tau sebabnya apa. Pernah sih ada yang cerita, terakhir kali dia pacaran pas dia kuliah, sama adik tingkatnya. Tapi ak juga gak jelas gitu sebab putus & cerita yang lebih dalam soal ceweknya. Ak sih berkesimpulan ‘nggak mau’-nya Bimo sama cewek ya gara-gara mantannya itu. Bimo sendiri gak pernah cerita soal mantannya. Ak juga takut tanya lebih jauh ke dia. Ak cuman cari tau dari temen-temennya. Nah, di saat-saat pencarian itu ak jadi semakin suka sama Bimo. Ak pengen ngebahagiain dia, pengen dia bisa terbuka lagi sama cewek, pengen dia percaya sama cewek. Makanya ak tempuh segala usaha biar ak yang jadi cewek itu. Alhamdulillah lama-lama dia bisa nerima ak, sampe’ sekarang kami mau nikah”. Danisa diam sejenak. Ini saatku bertanya.

“Terus masalahnya apa?”

“Gini. Beberapa hari ini, kira-kira 2 mingguan ini Bimo jadi lebih pendiem, kayak dulu lagi. Keliatannya sih lagi ada yang dipikirin. Tapi kalo ditanya kenapa, dia gak pernah mau jawab jujur. Jawabnya capeklah, soal kerjaanlah. Padahal sih menurutku bukan soal itu. Kalo menurutku sih ini ada hubungannya sama mantannya Bimo. Makanya ak pengen cari tau tentang mantannya Bimo. Ak pengen mempertemukan mereka sebelum ak nikah. Karena kayaknya ada yang belum selesai diantara mereka dan mereka harus meng-clear-kan masalah itu biar Bimo bener-bener ikhlas nikah sama ak. Nah, masalanya sampe’ sekarang ak belum tau siapa mantannya Bimo. Temen-temen kulia Bimo nggak ada yang mau kasih tau. Lagian yang ak kenal juga cuman dikit. Kata mereka ngapain ak pengen ketemu mantannya Bimo. Yang lalu biarlah berlalu. Tapi ak gak bisa, Dev. Kayak ada yang mengganjal aja kalo misalnya Bimo gak ketemu mantannya sebelum dia nikah. Nah, menurut kamu gimana, Dev? Perlu gak sih? Dan ak harus gimana biar Bimo bisa terus terang tentang masalahnya”, Danisa menjelaskan panjang lebar.

“OK. Kalo denger dari cerita kamu, aku pengen tanya beberapa hal. Tapi sebelumnya aku minta maap kalo ada yang nyinggung perasaan kamu. Pertama, waktu kamu jadian sama Bimo, apa ada hal yang bikin Bimo ‘terpaksa’ nerima kamu. Kedua, siapa dulu yang ngajak nikah? Kalo kamu, gimana reaksi Bimo. Dan kalo Bimo, alasan dia apa? Ketiga, kalo kamu udah ketemu mantannya, apa kamu yakin ‘masalah diem’nya Bimo itu selesai? Atau bukannya malah nambah masalah baru? Keempat, apa kamu yakin siap ketemu dan mempertemukan Bimo sama mantannya?”. Aku mencoba tenang meski hatiku kalut.

“Harus aku jawab nih?”

“Ya iyalah, Nis”

“Pertama, emang sih aku yang PDKT ke dia. Awalnya Bimo jaga jarak gitu. Tapi akhirnya Bimo bilang kalo dia mau nyoba. Dan selama 2 tahun pacaran ini, Bimo jadi lebih enjoy ketimbang pas pertama ketemu dulu. Itu artinya dia ada perkembangan kan? Kedua, yang ngajak nikah emang aku. Orang tua aku nyaranin aku buat cepet nikah. Secara umur aku udah 24 tahun. Terus aku tanya pendapat Bimo. Setelah Bimo membicarakan sama ortunya, Bimo setuju saran orang tuaku itu. Ketiga, iya sih, ak pernah mikir kalo ternyata apa yang aku lakukan akan bikin masalah baru. Tapi aku juga nggak tahu gimana lagi caranya membuka ke-diam-an Bimo. Jujur awalnya aku takut kalo sebenernya Bimo belum siap nikah sama aku karena masih ada rasa sama mantannya. Makanya aku pengen Bimo meng-clear-kan masalanya sebelum kami nikah. Keempat, aku emang takut kalo sampe Bimo ketemu mantannya. Dan mungkin aku akan ngerasa cemburu juga. Tapi aku harus gimana, Dev?”

“OK. Klo mnurutku nih ya, karna ketakutan-ketakutanmu akan pernikahan, kamu jadi menghubung2kan antara ke-diam-an Bimo sama masa lalunya, sama mantannya. Padahal sih mungkin ada hal lain di balik diem-nya Bimo. & itu yang harus kamu slesein. Tapi bukan dgn cara mempertemukan Bimo sama mantannya. Kedatangan mantannya nggak akan menyelesaikan masalah, Nis. Aku setuju sama temen2nya Bimo bahwa yg berlalu biarlah berlalu. Saranku nih ya, kamu terus terang sama Bimo soal keresahanmu, soal kebingunganmu akan sikap Bimo. Kamu tanya baik2 sama dia, biar dia pun terus terang ngjelasin tentang masalahnya. Kalo emang yg kamu jadiin dasar adalah kelangsungan hubungan kalian yg sbentar lagi nikah, dia pasti akn jujur kok sama kamu. & apapun yg dia jelasin, selama emang itu jujur, kamu harus terima. Karna emang kamu pengen tau. Gitu kan?”

“Gitu ya, Dev?”

“Yup. Jadi gak perlu lagi de pengen tau ada apa dgn Bimo di masa lalu. Yakin de sama aku”. Ak tersenyum meyakinkan.

“Heh,,, OK. Thx, Dev. Saran kamu manjur juga. Ak akan coba tanya dia”

“Gitu, dong. Inget ya!!! Yg lalu biarlah berlalu. Skarang kamu mesti menatap ke depan. Kamu mesti mikirin kapan kamu bayar kartu undangan yg uda kamu pesen”

“Ye,,, sialan kamu, Dev. Iya, iya, aku pasti bayar. Hahaha,,,”. Kami pun tertawa bersama.

Hilang suda semangatku untuk melanjutkan bekerja, bersama pamitnya Danisa. Tanganku ingin diam. Mataku ingin terpejam. Otakku ingin berhenti. Tapi biarlah jantungku tetap berdetak. Lambat seiring detak jarum jam. Lambat seiring ketukan alunan musik yg kini terdengar oleh telingaku.

Mengapa harus ada dirinya di antara kita berdua

yang sama saling mencinta

Haruskah ada bunga di tengah ku berduka

karena dia dengan engkau berbagi cinta

Kau ada di hatiku & dia ada di hatimu

Jika kepedihan hatiku kan jadi bahagiamu

…..


bersambung...