Thursday, August 18, 2011

Yang telah pergi akan datang kembali…. #3

cerita sebelumnya:

“Nomer hp kamu berapa?”, tanya Bimo.

“Tetep kok. Nggak pernah berubah. Ya, kecuali kalo memori hp kamu kehapus semua”. Bimo tersenyum.

“Pulang dulu ya”, pamitku kemudian berjalan menuju mobil.

______________________


3 tahun. Sudah cukup 3 tahun untuk menghilangkan diri. Agar ak pun jauh dari dia dengan segala ceritanya. Tapi kenapa dia muncul lagi. Kenapa dia muncul justru di saat dia mau menikah. Berbagai pertanyaan yang berawalan ‘kenapa’ terus bermunculan. Untung saja ak masih bisa berkonsentrasi untuk menyetir.

Saat makan malam pun, berbagai ‘kenapa’ itu kembali muncul. Maksudku, untuk apa sih Tuhan menghadirkan dia lagi. Di saat ak sudah tidak menuliskan lagi namanya dalam diaryku.


Selasa, 21okt08, 22.13

Ary,,, lega,,,

Ak udah putus. Mulai hari ini ak uda gak sama Bimo. Awalnya ak kuatir, deg2an. Ak takut gak sanggup bilang ke Bimo. Tapi akirny ak bisa.

Tapi, Ry,,, Sumpah, ak gak tega liat wajah Bimo. Ak kayak pengen meluk dia & bilang “Ini semua bisa nggak terjadi & ak bisa maapin kamu asalkan kamu mau janji untuk brubah”. Tapi ak gak boleh kayak gitu. Ak mesti kuat. Ak gak mau terus-terusan sakit hati sendiri, capek sendiri karna sikap dia. Kamu tau kan udah banyak kali ak maapin dia & banyak kali pula dia ngecewain ak. Nangis? Kayaknya gak perlu,,,

Sekarang ak harus bisa berdiri & berjalan sendiri. Ak harus bisa survive tanpa Bimo karna emang ak bisa. Masih banyak hal yg mesti ak pikirin & masih banyak impian yg harus ak capai.

Tapi, Ry,,, setelah ini ak gak tau akan gimana sikap Bimo. Ah, terserah,,, dia boleh benci ak., dia boleh gak kenal ak, ak akan terima karna ak udah milih jalan ini.

Ry, ak capek. Besok mesti kuliah. Udah dulu ya,,,

22.45


Rabu, 22okt08, 21.52

Ary,,, hari ini ak gak ke himpunan. Abis kuliah ak langsung pulang.

Ry,,, ak masih belum terbiasa. Kayak ada yg aneh gitu. Gak ada yg ak sms. G ada yg nelpon ak. Gak ada yg nawarin nganterin,,,

Ah,,, udah,,,udah,,, gimana sih ak ini.

Ya udahlah, Ry. Daripada tulisanku + ngelantur. Ak tidur,,,

23.38

Kamis, 23okt08, 21.45

Ary, tadi ada kuliah sore. Sambil nunggu, ak ke himpunan dulu. & tau gak ak ketemu sapa? Y iyalah,,, ‘u know who’. Niat baikku buat nyapa dia ilang begitu saja. Tau gak, liat ak aja dia kayak gak mau. OK,,, gak masalah. Duniaku gak bakal hancur tanpa dia.

21.53


Minggu, 26okt08, 20.15

Ary,,, ternyata,,,

Ak masih sayang dia,,, ak masih pengen ketemu dia,,, ngobrol sama dia,,, becandaan sama dia,,, makan siang bareng dia,,, smsan sama dia,,, telpon-telponan sama dia,,, jalan-jalan bareng sama dia,,, gila-gilaan sama dia,,, ngeliat wajahnya,,, denger suaranya,,, senyum buat dia,,, megang tangannya,,, & yg paling penting, ak masih pengen dia manggil namaku,,,

Tapi, Ry,,, ak udah gak bisa & ak harus terima,,,

21.35


Sabtu, 3okt09, 23.07

Ary,,, tadi ak sukses diwisuda,,,

Uh,,, senangnya,,,

Hampir semua temen sekelas diwisuda juga,,,

Uh,,, senangnya,,,

Tapi, Ry,,, tadi ak ketemu ‘u know who’. Udah lama ak gak ketemu dia. 5 bulan lebih mungkin. Tapi ketemu gak ketemu sama aja. Gak bisa ngobrol. Tadi dia ada di wisudaan karna temen-temennya juga ada yg wisuda. Hem,,, kayaknya dia bahagia gitu.

Aaaaahhhh,,,,,,, Deva,,, kamu ini kenapa sih? Katanya udah nggak,,, katanya udah lupa,,, katanya gak pengen nulis nama dia lagi,,, udah hampir setaun, Dev. Kamu harus inget,,,,

Iya,,, iya,,, ak khilaf sebentar. Tapi emang kok, Ry,,, ak gak bisa bener-bener ngelupain dia,,, & ak juga masih (sedikit) sayang dia,,, Tapi ak akan konsisten dengan jalan yg udah ak ambil. Jadi tenang aja. Tapi gimana ya seandainya besok-besok ak tau dia jadian ma cewek laen?

Aaaahhhh,,, kok diterus-terusin sih. Udah,,,

OK,,, maap,,, ganti topik.

Sekarang ak mesti nulis namaku dengan Deffina Frestianggara, S.Sn

Hahaha,,,, keren kan? Tapi ngomong-ngomong abis ini ngapain ya? Kayaknya masih ngajar di sanggar. Coba ngelamar juga ah,,, Ya udahlah,,,

Heh,,, capek,,, hari ini seneng-seneng terus,,,

Udah ya, Ry,,,

23.50


Ak membaca berlembar-lembar diaryku masa kuliah. Dan 10 Oktober 2009 adalah terakhir kali ak menulis nama Bimo. Lalu,,, Apa hari ini ak mesti menulis nama dia lagi? Ah,,, ak nggak sanggup. Tapi,,, uh,,, akirnya ak ambil juga pulpen warna hitam di meja. Menulis di atas lembar-lembar warna putih hingga ak tertidur karena lelah.


Pagi yang cerah,,, setiap pagi memang cerah kan? Apalagi musim kemarau seperti sekarang.

Pelangi,,, pelangi,,, alangkah indahmu,,,

Merah kuning hijau di langit yang tinggi,,,

Pelukismu agung,,, siapa gerangan,,,

Pelangi,, pelangi,,, ciptaan Tuhan,,,

“Pgi, Dev,,, mo brgkt krj y?Nnt siang bs mkn bareng g?ak pgn ngobrol ni”

Ternyata hapeku masi mengenali pengirim sms ini. Bimo.

“Pgi jg, iy ni mo brangkat.mkn siang?Em,,,nnt ak sms lg de.soalny ak g bs kluar kantor lama2”

“OK.ak tunggu smsny”

Ya Tuhan, ak smsan lagi sama Bimo, setelah sekian tahun. Dan dia ngajak ak makan siang bareng,,, Duh, Tuhan,,, ak mesti gimana? Salah nggak sih kalau ak berhubungan lagi sama Bimo. Bimo kan sekarang udah punya cewek. Tapi ak cuman pengen jadi temenny kok. OK, mungkin ak masih,,, Ah, tapi beneran deh. Jadi temennya aja ak udah seneng. Ak nggak akan berharap lebih.

“Pagi, Mbak”

“Pagi, Retno”, ak balas menyapa resepsionis kantorku.

Ah,,, pagi ini benar-benar cerah. Segera saja ak masuk ruangan dan menyalakan komputer. Beberapa lagu ku putar untuk menemaniku bekerja hari ini.

Di kala hati resah,,, sribu ragu datang memaksaku

Rindu smakin menyerang,,,

Kalaulah ku dapat membaca pikiranmu

Dengan sayap pengharapanku ingin terbang jauh

,,,

Iya,,, nggak,,, iya,,, nggak,,, iya,,, nggak,,, Ak masih belum memutuskan apakah ak akan makan siang sama Bimo. Padahal sekarang jam sudah menunjukkan pukul 11.45. Sedang ak seharusnya sudah memberi kabar pada Bimo. Uh,,, kenapa semuanya jadi terasa sulit.

“Bimo, jd mkn siang bareng?tp yg deket2 kantorku aj y.gmn?”

“OK.ak k kantormu skg”

Oh,,, akhirnya ak kirim juga sms yang sebenarnya sudah ak ketik dari 30 menit yang lalu. Dan Bimo pun sudah membalasnya. Ah,,, siang ini akan jadi siang yang indah.

12.30. Aku dan Bimo berjalan berdampingan menuju cafeteria yang berjarak 2 blok dari kantorku. Itu adalah tempat favoritku bila ak tak punya banyak waktu untuk makan siang seperti sekarang.

“Mo ada rapat ya?”, Tanya Bimo begitu kami sampai.

“He?”

“Ya itu, kok gak bisa lama-lama keluar kantor”

“Oh, iya. Mo ada klien. Janjiannya sih jam 2”

“Oh gitu,,,”

“Em,,, Bim, emang gak papa ya kamu makan siang bareng ak? Maksudku apa kamu gak makan bareng Danisa?”, tanyaku kuatir juga.

“Sebenernya ak sama Danisa gak biasa makan siang bareng. Jadi bebas aja mo makan siang sama sapa aja”

“Oh,,,”, kataku lega.

“Kamu sendiri? Biasanya makan siang sama sapa?”, tanya Bimo.

“Biasanya sih sama anak-anak kantor. Tapi gak jarang juga sendirian”

“Em,,, pacar kamu?”. Ak tertawa mendengar pertanyaan Bimo.

“Kamu yang terakhir”, kataku kemudian dengan maksud bercanda tapi Bimo terdiam. Suasana jadi tidak enak.

“Oiya, masih sering ketemu anak-anak kampus?”, sambungku cepat.

“Ada sih beberapa”

“Gimana kabar mereka?”. Untunglah Bimo kembali ceria.

“Baik. Eh, tau gak kalo …….”

Kemudian kami terlibat obrolan seru tentang teman-teman kuliah beserta cerita-ceritanya. Bernostalgia dengan hal-hal yang pernah kami lakukan dulu. Membahas hal-hal yang belum sempat kami bahas. Tertawa, ak melihat Bimo tertawa. Ak melihat dia bahagia. Ak melihat sinar matanya. Meneduhkan, membuatku nyaman. Ak melihat bibirnya mengucapkan kata demi kata. Ak melihat alis tebalnya naik turun saat ia bercanda. Bimo ada di hadapanku kini. Hanya ada dia dan ak di sini.

“Abis makan, enaknya bales dulu ni”, seruku sambil mengeluarkan sebungkus rokok.

“Eh, bisa gak, cuman saat ini aja kamu gak ngrokok”

“Kenapa? Emang kamu udah nggak”

“Masih. Tapi nggak enak aja liat kamu ngrokok”

“Ya emang kenapa?”

“Kamu tuh dari dulu nggak pantes pegang rokok. Aneh. Lagian kamu nggak kasian sama badan kamu?”, Bimo menjelaskan. Tapi entah mengapa penjelasan Bimo membuatku marah.

“Denger ya, ni tuh badan-badan ak, uang yang buat beli juga uang aku. Jadi terserah dong ak ngisep apa nggak”. Ak tetap mengambil sebatang rokok dan menyulutnya dengan korek api. Ak menghisapnya dalam-dalam dan tidak peduli dengan Bimo yang diam sambil memperhatikanku.

“Oiya, udah jam 2 kurang nih. Ak mesti balik ke kantor. Makasih makan siangnya”, kataku kemudian.

“Sama-sama”, balas Bimo. Kemudian kami kembali ke kantorku karena mobil Bimo diparkir di sana. Selama perjalanan kami saling diam. Ak enggan memulai pembicaraan. Ak sudah malas gara-gara Bimo mempersoalkan kebiasaan merokokku. Bimo pun sepertiny mengikuti saja ke-diam-anku. Ah,,, Bimo selalu begitu. Dia seakan tidak mengerti bahwa ak selalu menunggu ia mengucapkan sesuatu untuk mencairkan suasana.

“Em,,, ya udah. Kamu selamat bekerja. Semoga sukses ketemu kliennya”, kata Bimo sebelum ak masuk kantor.

“Oiya, kamu selamat nerusin kerja juga”, balasku kemudian berlalu.

Ah,,, kenapa akhirnya selalu begini. Padahal ak ingin siang ini berakhir dengan senyuman. Hhh,,, ak kemudian menyalakan kembali komputer sambil menunggu tamuku datang.

19.31. Hari yang melelahkan. Ak duduk di depan teve, padahal ak sedang tidak menikmati acara apapun. Ayah masih berkutat dengan pekerjaannya.

Pelangi,,, pelangi,,, alangkah indahmu,,,

Merah kuning hijau d langit yg tinggi,,,

Pelukismu agung,,, siapa gerangan,,,

Pelangi,, pelangi,,, ciptaan Tuhan,,,

Pasti ada sms. Bimo, ternyata.

“Dev,maap y.pasti km td marah y sm ak?”

“O,,,gpp ko.ak g mrh.tnang aja”. Beberapa menit setelah balasannya ak kirim. Hapeku kembali berbunyi. Tapi kali ini bunyi tanda ada yang menelpon. Bimo.

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam”

“Dev, kamu beneran gak marah?”

“Iya, kenapa sih kok tanya lagi?”

“Maap. Seharusnya ak nggak sok nasehatin kamu. Kamu kan pasti punya penilaian sendiri kenapa merokok. Lagian ak juga bukan sapa-sapa kamu”

“Bim, gak usah segitu seriusnya kali’”

“Ya gak papa. Biar besok-besok kamu gak kapok ak ajak makan siang lagi”

“Hahaha,,, kamu tu ya. Tenang aja. Ak masih mau kok diajak makan siang lagi. Asalkan ditraktir”

“Pastiny. Eh, udah dulu ya. Sampe’ ketemu lagi”

“Yuk,,,”

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumsalam”

Bimo,,, Bimo,,, tetep dengan ke-gak penting-annya. Tapi ak suka. Oups,,, ak bilang apa? Suka? Hehehe,,, sepertinya memang begitu.


bersambung ...

No comments:

Post a Comment

setelah baca, jangan lupa kritik dan saran ya,, senang membaca komentarmu :)