Listen of Freedom. 75 x 50 cm. Oil on canvas. 2008
Tangan seorang seniman semacam S. Teddy D. telah menghasilkan sebuah lukisan yang berciri khas, sederhana namun penuh makna. Masih seperti lukisan-lukisan sebelumnya, lukisan yang dibuat April 2008 ini pun mengusung pesan sosial. “Listen of Freedom” merupakan judul yang pas untuk mengantarkan seseorang dalam menghayati karyanya.
Hanya terdapat gambar kepala sebatas leher tanpa penopang atopun objek pendukung lain dalam lukisan ini. Anggota kepala lain yang tergambar adalah 2 mata, 1 hidung, dan 1 mulut yang berukuran tebal. Matanya menatap lurus ke depan. Raut wajahnya seakan-akan tanpa ekspresi.
‘Kepala’ ini digambarkan sedang memakai headset yang berukuran besar hingga menutupi telinga. Kabel headset pada bagian kanan menjuntai ke bawah hingga membentuk tulisan ‘listen of freedom’ sebagai judul lukisan. Kemudian kabel ini terus terulur hingga tersambung pada leher kepala.
Mungkin bagi sebagian dari kita terutama yang memuja realisme, menganggap bahwa lukisan ini jauh dari selesai. Hal ini dikarenakan masih banyaknya ruang kosong pada kanvas. Namun Teddy sendiri sebagai pelukis mengatakan bahwa lukisan ini telah selesai dan ia kerjakan dalam semalam.
Pria berusia 38 tahun ini mengakui bahwa ia melukis secara spontan. Bila sudah jadi maka jadilah. Teddy tidak akan menambahkan warna atau objek lain pada lukisan yang sudah dia anggap selesai.
Tentang objeknya yang sederhana dan kurang detil, S. Teddy D. memiliki ideologi bahwa lukisan itu adalah gambar yang disederhanakan atau dirumitkan. Maka jelaslah bila S. Teddy D. memilih untuk menyederhanakan objek-objek yang ada ke dalam kanvasnya. Selain itu, keunggulan dari karya-karya Teddy bukanlah dari keterampilannya dalam menggambarkan objek dengan sempurna dan realis. Meskipun S. Teddy D. merupakan seorang seniman lulusan ISI Yogya 11 tahun silam yang notabene tahu betul ilmu menggambar secara realis dan sempurna. Keunggulan karyanya ini justru pada caranya dalam mengungkapkan rasa, suasana dan pemikiran dalam suatu gambar yang sederhana.
Tidak banyak warna yang dipakai pada karya S. Teddy D. kali ini. Warna hitam digunakan sebagai outline atau batas yang berfungsi untuk menegaskan bentuk objek. Pada wajah ‘kepala’ dan leher digunakan warna biru terang yang dominan. Sedangkan pada headset warna merah-kuning-hijau lebih mendominasi. Warna-warna ini juga sesekali disapukan pada beberapa bagian wajah, seperti mata, hidung, mulut dan leher.
Warna-warna yang dominan dan mencolok ini mengingatkan kita pada musik reggae, Bob Marley, kaum rastavara dan negara Jamaika. Bagi kaum ini, warna merah-kuning-hijau memiliki arti tersendiri. Merah sebagai pengorbanan dan keberanian, kuning untuk kekayaan dan kejayaan, serta hijau untuk kemakmuran.
Sekedar informasi, kaum rastavara adalah kaum yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan terhadap ras di negaranya, Jamaika.
S. Teddy D, merasta rambutnya sebagai tanda kebebasan
Sebagai seniman yang bebas dan berwawasan luas, tidak heran bila kemudian S. Teddy D. mencontohkan kaum ini sebagai lambang kebebasan.
Dari sinilah seniman ingin menunjukkan bahwa masih ada diskriminasi terhadap suku, agama dan ras di negara mana saja. Seniman juga ingin mengajak kita untuk seyogyanya mendengarkan dan memperhatikan bahwa setiap manusia memiliki kebebasan masing-masing.
Mengenai ruang kosong pada karya ini, S. Teddy D. seakan-akan ingin mengajak para pengamat untuk mengisi kekosongan tersebut dengan persepsi mereka masing-masing.
Lukisan ini membuktikan bahwa S. Teddy D. masih menghasilkan karya yang sederhana, iseng tidak biasa namun mampu menghadirkan sebuah pesan.
-mei08-
sumber: S. Teddy D., artikel yang membahas tentang dia dan karyanya, serta seorang teman yang merasta rambutnya,, hehehe,,,
Karya penuh makna buk,, Kapan bisa mendengar kebebasan & menyanyikannya..
ReplyDeleteAyoo smangat nulis buk//
makasii,, makasii,, hehe,,,
ReplyDelete